assalamulaikum..........
salam... pertama kali mendengar istiqarah dengan al quran dan tasbih kan? sebelum ni kita hanya tahu istiqarah dalam sembahyang untuk mendapatkan apa yang terbaik untuk hidup kita... saya pun baru tahu setelah terbaca satu blog ini... saya ingin berkongsi bersama rakan2...
Tanya: Apakah istikharah dengan
menggunakan Al-Qur’an dan Tasbih memiliki bukti-bukti kebenaran yang
jelas? Apakah memangnya Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan untuk
digunakan sebagai alat meramal? Apakah untaian butir-butir biji tasbih
juga dapat menentukan nasib manusia? Mengapa sebagian dari saudara kita
yang beriman yang meskipun telah berkonsultasi masih saja belum
mendapatkan kepastian untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya lalu
akhirnya ia ber-istikharah setelahnya? Apakah hal ini bukan merupakan pertanda akan kurangnya pendidikan dan pengetahuan agama mereka?
Jawab: Mengenai istikharah dengan
Al-Qur’an dan tasbih, banyak sekali riwayat-riwayat yang membolehkannya;
dan kita tidak menemukan hal-hal lain yang bertentangan dengan
sekumpulan riwayat di atas baik yang berupa dalil aqli maupun naqli.
Dengan sejenak mengalihkan pandangan dari riwayat-riwayat yang saya
maksud, sebenarnya dengan sendirinya kita dapat memahami hakikat dan
kriteria istikharah yang sebenarnya. Pada dasarnya ketika
seorang manusia menghadapi dua hal yang harus ia lakukan, yakni
mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya, ia akan memikirkan hal yang
terbaik yang harus ia lakukan dan senantiasa mempertimbangkan untung dan
rugi keputusan yang akan ia putuskan. Ketika ia mulai menemukan alasan
untuk melakukan atau meninggalkan perbuatan yang baginya keduanya
membingungkan tentang apakah harus dilakukan ataukah ditinggalkan, maka
ia akan berlaku sesuai alasan tersebut. Dan jika sampai saat itu juga ia
masih belum menemuakan ide dan keputusan yang tepat, maka ia akan
berkonsultasi dengan sesamanya yang kemudian jika dengan jalan ini ia
mampu memberikan keputusan untuk melakukan atau meninggalkan pekerjaan
tersebut, maka ia akan berlaku sesuai dengan keputusannya. Tetapi jika
ia masih saja belum mampu memberikan keputusan yang tepat, dan ia masih
berada dalam kebimbangan mengenai apakah ia harus melakukan pekerjaan
tersebut ataukah harus meninggalkannya, ia dapat mengambil sebuah
Al-Qur’an lalu menghadapkan jiwanya kepada Tuhan kemudian membukanya dan
menjadikan kandungan ayat pertaman kali yang ia lihat sebagai
pertolongan untuk memberikan keputusan. Dengan demikian ia dapat berlaku
sesuai dengan kandungan ayat yang ia dapatkan. Yakni, dengan berserah
diri kepada Tuhan, ia menjadikan ayat dan tanda kebesaran-Nya sebagai
penolong kemudian ia memberikan keputusan bagi diri sendiri dengan
bantuan ayat tersebut untuk melakukan atau meninggalkan sebuah pekerjaan
yang sebenarnya ia boleh mengerjakannya dan boleh juga meninggalkannya.
Dan perbuatan yang merupakan salah satu bentuk tawakal kepada Tuhan ini
bukan perbuatan syirik dan bukan perbuatan yang merugikan agama, dan
juga bukan perbuatan yang telah mengharamkan apa-apa yang halal dan
mengalalkan apa-apa yang haram; entah dilakukan dengan Al-Qur’an,
tasbih, atau benda-benda lain yang dapat dijadikan perantara untuk
mengingat Tuan. Dan hakikatnya, istikharah adalah tawakal kepada Allah Swt dan bukan menjadikan Al-Qur’an atau tasbih sebagai sekutu Tuhan.
No comments:
Post a Comment